Estetika Slide dan Aspek Teknis Peralatan

Daftar Isi

Estetika Slide

Membuat Slide Presentasi Dengan Pendekatan Desain

Perancangan slide yang baik sedikit banyak membutuhkan pengetahuan tentang desain dan estetika. Dengan demikian, tidak hanya merancang slide yang efektif, tapi juga estetis dan sesuai kaidah-kaidah desain yang baik. Jika membuat slide presentasi harus tahu bagaimana cara membuat sebuah slide menjadi estetis sekaligus komunikatif.

  • Kurangi Informasi yang tidak Penting

               Berusaha memasukkan semua informasi’ adalah kesalahan paling sering yang dilakukan ketika membuat slide presentasi. Akibatnya, slide tersebut menjadi rumit dan tidak memiliki pesan yang jelas. Slide justru menjadikan audiens kebingungan tentang apa yang menjadi penekanannya. Kurangi informasi yang tidak penting. Dengan begitu, slide  menjadi elegan dan bisa menjalankan fungsi komunikasinya dengan baik. Merancang slide dari pendekatan desain, adalah memikirkan aspek komunikasi di dalam sebuah slide.

  • Membedakan Slide yang Fokus dan Tidak

Pada slide pertama ini tampak banyak informasi tak penting yang bisa mendistorsi informasi. Penggunaan grafik tiga dimensi membuat data sulit dibaca. Penggunaan gambar logo-logo berbagai aktivitas online juga membuat perhatian audiens teralihkan dan tidak terpusat pada data yang ingin disampaikan. Tidak terlalu jelas apa yang ingin dikomunikasikan oleh slide ini.

Slide tersebut jauh lebih sederhana dan mampu mengkomunikasikan ide dengan lebih jernih dan jelas. Gambar-gambar yang menyebabkan gangguan telah dihilangkan. Pemilihan grafik batang yang memanjang membantu dalam membaca 10 data yang dibandingkan. Fokus data terlihat jelas pada batang yang berwarna oranye yakni jejaring sosial.

Pemilihan judul lebih fokus untuk menyadarkan audiens pada fakta bahwa lebih dari 1/5 waktu online dihabiskan untuk jejaring sosial. Pemberian label pada data hanya pada data tertentu memberi penekanan. Audiens bisa dengan cepat memperkirakan besaran data lainnya lewat skala yang diberikan jika memerlukan.

  • Membedakan Antara Dokumen, Teleprompter dan Presentasi

Nancy Duarte, konsultan komunikasi yang membantu Al Gore merancang slide presentasi The Inconvenient Truth yang fenomenal, dalam bukunya Slide:ology, Nancy Duarte mengajak setiap presenter untuk membedakan antara dokumen, teleprompter dan presentasi.

Slide yang berisi teks panjang, detail, mencantumkan semua fakta dan data yang diperlukan untuk mengusai informasi lebih layak disebut sebagai dokumen. Slide ini biasanya juga dipenuhi bullet point di sana-sini.

Slide yang lebih ringkas, namun masih menggunakan kalimat panjang yang terdiri dari 6 kata atau lebih, juga menggunakan bullet point, lebih layak disebut teleprompter. Presenter tinggal membaca kata demi kata seperti fungsi sebuah teleprompter.

Slide presentasi yang sesungguhnya, adalah slide yang mampu tampil kuat secara visual, ringkas, padat, dan membantu audiens memahami dengan cepat ide yang disampaikan presenter. Jadi, pastikan membuat alat komunikasi yang tepat untuk presentasi.

di atas lebih layak disebut sebagai dokumen. Audiens harus membacanya secara lengkap agar mengerti. Dokumen seperti ini juga mustahil terlihat dengan baik di layar.

kedua lebih layak disebut teleprompter. Meskipun sudah jauh lebih ringkas, tetap saja tidak komunikatif secara visual dan mengharuskan audiens untuk membacanya.

terakhir adalah slide sesungguhnya. Slide seperti inilah yang perlu kita pelajari cara membuatnya. Slide yang ringkas, fokus, dan membantu komunikasi visual. Slide ini menggambarkan lima komponen yang saling terkait satu sama lain. Bentuk melingkar yang dipilih menunjukkan sinergi dan kesatuan yang memperkuat masing-masing komponen satu sama lain.

  • Ciptakan Ide. Bukan Slide.

Slide dibuat untuk menjelaskan ide. Karena itu, ciptakan ide, gagasan, pemikiran dan penemuan Anda. Jangan membuat slide hanya untuk membuat slide. Inilah yang membedakan antara presenter besar dengan presenter biasa: kemampuan menyampaikan ide.

Tugas utama dari seorang presenter ketika membuat slide, adalah memikirkan cara terbaik untuk mengkomunikasikan sebuah ide tertentu. Apakah slide tersebut nantinya akan menggunakan gambar, diagram, atau teks tergantung dengan cara terbaik mengkomunikasikannya.

Gunakan diagram sederhana yang mampu membantu audiens memahami data dan fakta. Gunakan grafik yang bisa menceritakan ada apa di balik angka. Gunakan penekanan agar audiens tahu apa yang menjadi fokus dari grafik  tersebut.

Di setiap slide, pilih cara paling tepat untuk menyampaikan gagasan . Gambar apa, dan dikombinasi dengan beberapa kata, diagram apa yang menggambarkan suatu proses atau grafik bagaimana yang menunjukkan sebuah trend tertentu.

Tampilan Visual Ala  Zen

Dalam buku Presentation Zen, Garr Reynolds mengajak setiap presenter untuk melihat pendekatan zen, dan menerapkannya ketika merancang sebuah slide.

Presentasi ada untuk memberi makna. Presentasi adalah sebuah kesempatan untuk membuat perubahan kecil di dunia, di komunitas, dalam perusahaan tempat Anda bekerja, atau sekolah tempat Anda belajar.

Pendekatan zen tersebut adalah:

  • Kanso (Sederhana)

Hal paling utama dari estetika zen, adalah keindahan dan keanggunan visualnya. Ini dilakukan bukan dengan menambah informasi sebanyak-banyaknya, melainkan justru dengan mengurangi. ‘Sederhana’ dalam Zen berarti mencapai hasil maksimum dengan cara yang minimum.

  • Shizen (Alami)

Gunakan hanya yang penting untuk mengkomunikasikan ide Anda kepada audiens. Jangan membuatnya menjadi kompleks. Jika Anda berusaha menampilkan segala hal, maka slide pun menjadi rumit. Perhatian audiens pun menjadi hilang.

  • Shibumi (Elegan)

Secara visual maupun verbal, Anda tidak perlu menyampaikan seluruh detail ke kepala audiens. Cukup kombinasikan kata-kata Anda sendiri dengan gambar visual yang bisa memotivasi audiens dan merangsang imajinasi mereka.

Menampilkan Data Lewat  Grafik

Dalam presentasi bisnis, biasanya data dan fakta dalam bentuk grafik banyak ditampilkan. Data pergerakan harga saham, pertumbuhan jumlah penduduk, tren penjualan, adalah beberapa contohnya.

Langkah pertama yang perlu  ketahui adalah membedakan berbagai jenis grafik dan fungsinya. Memahami jenis grafik yang paling tepat untuk menjelaskan ide dan data adalah langkah paling awal untuk menyajikan data secara efektif dalam sebuah presentasi.

•         Grafik Batang
Grafik batang (bar) cocok untuk menjelaskan data yang akan diperbandingkan satu sama lain.

     Grafik batang untuk membandingkan data

Dalam contoh di atas, grafik batang digunakan untuk membandingkan 10 negara dengan pengguna Facebook terbesar di dunia. Perhatikan fokus yang dipilih oleh grafik tersebut adalah Indonesia dan bagaimana data tersebut telah diurutkan terlebih dahulu untuk memudahkan audiens memahami isi grafik dengan cepat.

  • Grafik Kue

Grafik kue (pie) paling tepat untuk menjelaskan proporsi suatu bagian terhadap jumlah keseluruhan. Di contoh ini, grafik kue digunakan untuk menekankan salah satu sektor (yakni sektor pertanian dan perikanan) yang memiliki porsi cukup     besar.


Grafik kue untuk membandingkan proporsi

  • Grafik Garis


Grafik garis (line) sangat bagus untuk menjelaskan tren perubahan dari waktu ke waktu. Perhatikan bagaimana grafik dalam contoh ini memberi penekanan pada masing-masing garis di titik pertumbuhan dan penurunan rata-rata setiap tahunnya.

Grafik garis untuk memperlihatkan tren

  • Grafik Bertumpuk

Grafik bertumpuk (stacked) akan cocok untuk menjelaskan perbandingan yang terdiri dari beberapa bagian. Dalam contoh berikut, grafik bertumpuk digunakan untuk melihat perubahan proporsi pengeluaran selama 3 tahun terakhir.


Grafik bertumpuk untuk memperlihatkan beberapa bagian perbandingan proporsi

Perhatikan bagaimana grafik tersebut menekankan pada salah satu sektor (telekomunikasi) yang terus membesar dari waktu ke waktu dengan mengurangi proporsi pada sektor lainnya.

  • Grafik Gelembung


  Grafik gelembung untuk memperlihatkan banyak perbandingan secara umum

Grafik gelembung (bubble) akan menarik jika digunakan untuk melihat perbandingan umum dari data yang cukup banyak secara visual, namun tidak memerlukan ketelitian yang presisi dalam penyajiannya.

Komponen Sebuah Grafik :

  1. Latar belakang

Latar belakang adalah background dari grafik itu sendiri. Pilih latar belakang sederhana dan dan tidak mengganggu perhatian..

  • Data

Data merupakan informasi yang disampaikan dalam grafik itu sendiri. Data bisa terdiri dari informasi yang sangat banyak, atau bisa juga hanya beberapa perbandingan saja. Mengetahui banyaknya data dan bagaimana membandingkannya dengan tepat agar mudah dipahami, sangat ditentukan oleh jenis grafik yang dipakai. Pelajari dengan baik perbedaan dari setiap jenis grafik dan kegunaannya masing-masing. Gunakan grafik yang tepat untuk menyajikan data dengan tepat pula.

  • Penekanan

Setiap data yang ditampilkan memiliki cerita di belakangnya. Anda bisa menjelaskan apa yang ada di balik angka-angka lewat penjelasan. Dan Anda pun bisa lebih mudah menyampaikan hal tersebut jika grafik yang dibuat menunjukkan penekanan. Penekanan membantu audiens memahami bagian mana dari data yang paling penting diperhatikan dan menjadi pusat pembicaraan. Penekanan bisa dilakukan dengan memberi warna berbeda, cetak berbeda (tebal, miring), atau memberi keterangan khusus (legend).

Keharmonisan Sebuah Slide

Kita mengetahui itu bagus atau tidaknya sebuah desain, dengan melihatnya dan melihat fungsinya. Meskipun selera desain setiap orang bisa berbeda-beda, namun ada prinsip yang sama dipegang oleh desain semua slide yang baik. Prinsip itu adalah keharmonisan.

‘Keharmonisan’ adalah adanya harmoni antara penggunaan latar belakang, warna, font dan gambar yang digunakan di dalamnya. Slide seperti ini akan nyaman dipandang, memiliki efek visual yang kuat sehingga mampu menggugah emosi audiens, gampang dimengerti, dan mudah diingat informasi yang disampaikan.

  1. Latar belakang

Latar belakang ibarat kanvas di mana Anda meletakkan seluruh elemen lain dalam sebuah slide. Latar belakang ini bisa diwakili oleh themes yang dipakai. Karena itu, latar belakang tidak boleh bersaing atau bahkan lebih dominan daripada elemen presentasi lainnya yakni teks, gambar atau grafik yang dipakai.

  • Warna

Warna memberi peran penting dalam memberi nuansa dan jati diri Anda sebagai presenter. Sebelum memilih warna-warna utama dalam presentasi pastikan Anda mengenal siapa audiens Anda dan warna apa yang akan memiliki resonansi dengan mereka. Anda juga bisa menggunakan warna yang mewakili jati diri Anda sebagai presenter.

  • Font

Penggunaan font akan menentukan sisi profesionalitas slide presentasi. Ada font yang memberi kesan formal dan tegas, ada pula font yang informal dan bersahabat. Hal yang penting diingat adalah jangan gunakan lebih dari dua font dalam satu slide. Hal ini dapat menciptakan efek slide terlihat tidak harmonis dan masing-masing font akan saling berebut perhatian dari audiens. Menggunakan dua font sudah cukup yakni satu untuk judul dan sub judul sedangkan font satunya lagi untuk teks dalam jumlah yang lebih banyak (blok teks).

  • Gambar

Gambar juga memberi kesan yang kuat karena memiliki efek visual kepada audiens. Karena itu pilih gambar yang tepat sehingga mampu mewakili ide, emosi, dan pesan yang ingin disampaikan. Jika  menggunakan gambar dalam beberapa slide sebuah presentasi, pastikan gambar-gambar tersebut saling berhubungan dan memperkuat satu sama lain. Fungsi gambar bukan untuk dekorasi sebuah slide, melainkan sebagai alat untuk mempermudah penyampaian gagasan. Dengan demikian, kadangkala lebih baik tidak menggunakan gambar jika tidak punya pilihan gambar yang tepat. Memaksakan menggunakan gambar yang salah justru membuat audiens bingung dan berusaha mencari hubungan antara gambar dengan maksud presentasi itu sendiri.

  • Model Presentasi ‘Kawasaki Venture’

Guy Kawasaki, seorang venture capital dan mantan pegawai Apple, Dia memperkenalkan prinsip 10/20/30. Sebuah presentasi maksimal terdiri dari 10 slide, 20 menit penyajian, dan ukuran font-nya minimal 30 poin. Adapun template dasar kesepuluh slide tersebut adalah:

  • Problem
  • Solution
  • Business model
  • Underlying magic/technology
  • Marketing and sales
  • Competition
  • Team
  • Projection and milestone
  • Status and timeline
  • Summary and call to action

Aspek Teknis Peralatan

Perkembangan teknologi membuat peralatan pendukung presentasi mengalami perkembangan setiap waktu. Dulu presentasi disampaikan dengan lembar-lembar kertas caption yang dibalik oleh pembicara setiap satu slide selesai disampaikan. Kemudian dengan menggunakan kertas slide transparan yang diproyeksikan ke layar secara langsung. Sekarang, hampir semua presentasi memakai slide yang dibuat dengan software PowerPoint, Keynote atau program sejenis. Slide tersebut dihubungkan ke proyektor digital atau layar TV besar.

Kini peralatan lain pun bermunculan. Ada mikrofon tanpa kabel yang bisa dikaitkan ke dasi, sehingga tidak perlu repot dipegang. Lalu remote kontrol, yang memudahkan presenter berpindah dari satu slide ke slide yang lain tanpa harus menyentuh komputer. Atau sebuah layar teleprompter yang biasa digunakan penyiar berita atau pembicara penting untuk “mencontek” apa yang hendak dia sampaikan kata per kata, kalimat per kalimat. Semuanya mempermudah seorang presenter agar memberikan presentasi terbaik ke hadapan audiens.

  1. Komputer

Alat inilah yang paling utama untuk Anda kuasai dengan baik. Anda memerlukan komputer untuk membuat slide , menyimpannya dan menghubungkannya lewat proyektor ketika akan memberikan presentasi. Apa saja yang perlu Anda ketahui tentang penggunaan komputer dalam presentasi? Berikut beberapa hal yang patut menjadi perhatian.

  • Proyektor

Ini adalah alat yang Anda gunakan untuk menampilkan gambar dari komputer ke layar yang lebih besar untuk dilihat audiens. Terkadang alat ini sering disebut dengan proyektor LCD atau InFocus – salah satu merk peralatan tersebut.

  • Mikrofon

Jika Anda menggunakan mikrofon, lakukan pengetesan untuk memastikan alat tersebut bekerja dengan baik. Ada banyak jenis mikrofon. Jika Anda tampil di presentasi besar, kemungkinan Anda menggunakan mikrofon yang dikaitkan ke dasi atau ke kerah baju Anda. Ini dikenal dengan nama Lavalier Microphone atau Lapel Microphone. Mikrofon jenis ini sangat nyaman buat presenter karena tidak perlu dipegang. Dengan demikian kedua tangan Anda bebas memberikan gesture untuk membuat presentasi lebih meyakinkan. Jika Anda menggunakan mikrofon yang dipegang, maka Anda bisa menggunakan salah satu tangan untuk memegang mikrofon, sedangkan tangan yang lain berguna untuk memberikan gesture atau memindahkan slide yang satu ke slide yang lain.

  • Presenter Mouse dan Laser Pointer

Sekarang banyak tersedia laser pointer yang sekaligus berfungsi sebagai mouse jarak jauh untuk berpindah-pindah antar slide . Alat ini sangat berguna ketika Anda harus tampil di depan panggung dan jauh dari komputer yang digunakan. Dengan demikian, Anda tidak perlu bantuan asisten khusus hanya untuk mengklik komputer. Anda menghemat tenaga kerja dan memastikan perpindahan slide terjadi tepat pada saat yang Anda inginkan. Sebab tidak jarang antara presenter dan asistennya tidak sinkron sehingga sedikit banyaknya mengganggu proses presentasi.

  • Teleprompter

Para pembicara penting sering menggunakan teleprompter, yakni alat yang dipasang pada jarak tertentu untuk membantu pembicara mengetahui apa yang harus diucapkan. Teleprompter yang digabungkan dengan kamera televisi banyak dipakai para pembaca berita, sehingga mereka bisa menyampaikan berita secara lengkap dengan mata yang seolah-olah menatap audiens atau kamera, padahal mereka sedang membaca semua kata-katanya dari layar teleprompter. Teleprompter juga sering digunakan dalam pidato. Jika Anda menggunakan teleprompter, pastikan kecepatan pergerakan teksnya sesuai sehingga Anda tidak berbicara terlalu cepat mengikuti teleprompter, atau malah terlalu lambat. Atur kecepatan pergerakan teks di teleprompter pada zona nyaman, sesuai dengan kecepatan bicara Anda ketika sedang berbicara secara natural.

Written by

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *